Hiduplah seekor kambing pada zaman dahulu. Beliau sangat arogan lagi pemarah. Sering dia meremehkan kemampuan binatang lain.
Di suatu hari si kambing berjalan-jalan pada pinggir danau. Beliau bertemu dengan kupu-kupu yang terlihat hanya mondar-mandir saja. "kupu-kupu, apa yang sedang engkau lakukan di sini?"
"saya sedang mencari dari penghidupan," jawab si kupu-kupu.
Si kambing datang-tiba marah mendengar jawaban si kupu-kupu. "Jangan berlagak engkau , hei kura- kura! Engkau hanya mondar-mandir saja namun berlagak tengah mencari asal penghidupan!"
Si kupu-kupu bekambingha mengatakan, tetapi si kambing tetap marah . Bahkan, si kambing mengancam akan menginjak tubuh si kupu-kupu. Si kupu-kupu yg jengkel akhirnya menantang buat mengadu kekuatan betis kaki.
Si kambing sangat murka mendengar tantangan si kupu-kupu buat mengadu betis. Dia pun meminta supaya si kupu-kupu menendang betisnya terlebih dahulu. "Tendanglah sekeras-kerasnya, semampu yang engkau mampu lakukan!"
Si kupu-kupu tidak bersedia melakukannya. Ucapnya, "Jika aku menendang betismu, engkau akan jatuh serta tidak mampu membalas menendangku."
Si kambing kian murka mendengar ucapan si kura- kura. Beliau pun bersiap-siap untuk menendang. Beliau berancang-ancang. Ketika dirasanya sempurna, dia pun menendang dengan kaki depannya sekuat-kuatnya.
Waktu si kambing mengayunkan kakinya, si kupu-kupu segera memasukkan kaki-kakinya ke dalam tempurungnya. Tendangan kambing hanya mengenai daerah kosong. Si kambing sangat marah mendapati tendangannya tidak mengena. Ia lantas menginjak tempurung si kupu-kupu dengan bertenaga. Akibatnya tubuh si kupu-kupu terbenam ke di tanah. Si kambing menyangka si kupu-kupu sudah mati. Dia pun meninggalkan si kupu-kupu.
Si kupu-kupu bekambingha keras keluar dari tanah. Sehabis seminggu bekambingha, si kupu-kupu akhirnya berhasil keluar dari tanah. Dia lalu mencari si kambing. Ditemukannya si kambing sesudah beberapa hari mencari. "Bersiaplah kambing, kini giliranku buat menendang."
Si kambing hanya memandang remeh kemampuan si kupu-kupu. "Kerahkan segenap kemampuanmu buat menendang betisku. Mari, jangan ragu-ragu!"
Si kupu-kupu bersiaga serta merogoh ancang-ancang di daerah tinggi. Dia kemudian menggelindingkan tubuhnya. Waktu hampir tiba pada dekat tubuh si kambing, dia pun menaikkan tubuhnya sampai tubuhnya melayang. Si kupu-kupu mengincar hidung si kambing. Begitu kerasnya tempurung si kupu-kupu mengena sampai hidung si kambing putus. Seketika itu si kambing yang arogan itu pun tewas.
Di suatu hari si kambing berjalan-jalan pada pinggir danau. Beliau bertemu dengan kupu-kupu yang terlihat hanya mondar-mandir saja. "kupu-kupu, apa yang sedang engkau lakukan di sini?"
"saya sedang mencari dari penghidupan," jawab si kupu-kupu.
Si kambing datang-tiba marah mendengar jawaban si kupu-kupu. "Jangan berlagak engkau , hei kura- kura! Engkau hanya mondar-mandir saja namun berlagak tengah mencari asal penghidupan!"
Si kupu-kupu bekambingha mengatakan, tetapi si kambing tetap marah . Bahkan, si kambing mengancam akan menginjak tubuh si kupu-kupu. Si kupu-kupu yg jengkel akhirnya menantang buat mengadu kekuatan betis kaki.
Si kambing sangat murka mendengar tantangan si kupu-kupu buat mengadu betis. Dia pun meminta supaya si kupu-kupu menendang betisnya terlebih dahulu. "Tendanglah sekeras-kerasnya, semampu yang engkau mampu lakukan!"
Si kupu-kupu tidak bersedia melakukannya. Ucapnya, "Jika aku menendang betismu, engkau akan jatuh serta tidak mampu membalas menendangku."
Si kambing kian murka mendengar ucapan si kura- kura. Beliau pun bersiap-siap untuk menendang. Beliau berancang-ancang. Ketika dirasanya sempurna, dia pun menendang dengan kaki depannya sekuat-kuatnya.
Waktu si kambing mengayunkan kakinya, si kupu-kupu segera memasukkan kaki-kakinya ke dalam tempurungnya. Tendangan kambing hanya mengenai daerah kosong. Si kambing sangat marah mendapati tendangannya tidak mengena. Ia lantas menginjak tempurung si kupu-kupu dengan bertenaga. Akibatnya tubuh si kupu-kupu terbenam ke di tanah. Si kambing menyangka si kupu-kupu sudah mati. Dia pun meninggalkan si kupu-kupu.
Si kupu-kupu bekambingha keras keluar dari tanah. Sehabis seminggu bekambingha, si kupu-kupu akhirnya berhasil keluar dari tanah. Dia lalu mencari si kambing. Ditemukannya si kambing sesudah beberapa hari mencari. "Bersiaplah kambing, kini giliranku buat menendang."
Si kambing hanya memandang remeh kemampuan si kupu-kupu. "Kerahkan segenap kemampuanmu buat menendang betisku. Mari, jangan ragu-ragu!"
Si kupu-kupu bersiaga serta merogoh ancang-ancang di daerah tinggi. Dia kemudian menggelindingkan tubuhnya. Waktu hampir tiba pada dekat tubuh si kambing, dia pun menaikkan tubuhnya sampai tubuhnya melayang. Si kupu-kupu mengincar hidung si kambing. Begitu kerasnya tempurung si kupu-kupu mengena sampai hidung si kambing putus. Seketika itu si kambing yang arogan itu pun tewas.
Demikian Dongeng Fabel Anak.
